Laporan: Abdul Saban
SIBERKITA.ID, LASUSUA – Sejumlah dosen Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka menggagas program pemanfaatan biomasa sebagai sumber energi terbarukan dengan menggelar pelatihan untuk masyarakat di desa Lawekara, kecamatan Rante Angin, kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Para dosen tersebut terdiri dari Dian Permana (Ketua), Edi Ilimu (Anggota I), dan Rosti (Anggota II). Dalam pelaksanaannya, mereka dibantu beberapa orang mahasiswa USN Kolaka, memberdayakan masyarakat lokal melalui program pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan ini didanai oleh DRTPM Kemndikbudristekdikti tahun anggaran 2024 dan dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) USN Kolaka.
Dosen USN Kolaka, Saparuddin yang menjadi pemateri dalam program ini menjelaskan, model pemanfaatan biomasa tersebut menggunakan bahan baku batok kelapa yang diolah menjadi briket. Tujuannya memberikan solusi bagi kebutuhan energi alternatif sekaligus memberdayakan masyarakat setempat.
Program ini diikuti antusias oleh warga Desa Lawekara. Mereka belajar bagaimana memanfaatkan limbah batok kelapa yang melimpah di desa itu untuk diolah menjadi briket arang. Briket ini dapat digunakan sebagai bahan bakar terbarukan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Dalam kesempatan itu, Ketua Tim dosen USN Kolaka, Dian Permana menyampaikan pentingnya memanfaatkan sumber daya alam yang ada di desa untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Kami berharap dengan pelatihan ini, masyarakat Desa Lawekara dapat menghasilkan energi dari biomassa yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga dapat memberikan nilai ekonomi yang lebih baik bagi warga,” ungkapnya, Minggu (6/10/2024) lalu.
Selama pelatihan, para peserta diajarkan secara detail mengenai proses pembuatan briket arang, mulai dari tahap pengumpulan batok kelapa, pembakaran, hingga pencetakan briket.
Proses pelatihan ini juga dilengkapi dengan sesi sharing pengetahuan mengenai manfaat biomassa sebagai energi terbarukan, yang tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat desa.
Sementara itu, Kepala Desa Lawekara Andi Isti Hariani mengapresiasi program yang diinisiasi oleh para dosen USN Kolaka tersebut. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakatnya.
“Desa Lawekara memiliki potensi yang besar dalam hal sumber daya alam, terutama batok kelapa yang sering kali hanya menjadi limbah. Dengan adanya pelatihan ini, kami bisa memanfaatkan potensi tersebut menjadi sesuatu yang bernilai,” ujar Andi Isti.
Ia berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan membawa manfaat berkelanjutan bagi warga desanya.
Selain itu, Asdar, salah seorang warga yang mengikuti pelatihan tersebut mengungkapkan rasa syukurnya. Dia mengaku senang, karena bisa belajar tentang cara pembuatan briket.
Selama ini kami biasanya hanya membuang batok kelapa begitu saja, tapi sekarang saya bisa mengolahnya menjadi bahan bakar yang berguna. Ini bisa menjadi peluang usaha baru untuk kami di desa,” katanya.
Kegiatan pengabdian masyarakat para dosen USN Kolaka ini ditutup dengan sesi diskusi antara tim dosen dan warga, membahas peluang pemasaran briket arang di wilayah lokal dan luar desa.
Dalam sesi itu, para dosen juga memberikan tips terkait pengembangan usaha produksi briket yang efisien serta cara menjaga kualitas produk agar dapat bersaing di pasar.
Selain itu, tim dosen USN Kolaka juga menyerahkan bantuan perlatan mesin yang dapat digunakan untuk membuat briket dari arang batok kelapa.
Dengan pelatihan ini, USN Kolaka tidak hanya berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan keterampilan, tetapi juga turut mendukung upaya penyediaan sumber energi terbarukan yang berkelanjutan.
Masyarakat Desa Lawekara kini memiliki harapan baru untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pemanfaatan sumber daya lokal yang lebih optimal.(*)