SIBERKITA.COM, LABUNGKARI – Tugu religi di simpang lima Labungkari, Buton Tengah, Sulawesi Tenggara yang sebelumnya direncanakan tuntas pembangunannya akhir 2021, dipastikan akan molor.
Molornya pembangunan tersebut lebih disebabkan harga material di pasaran yang merangkak naik selama masa pandemi Covid hingga melampaui Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebelumnya.

Kepastian terlambatnya penyelesaian pembangunan tugu religi, yang nantinya akan menjadi icon kota Labungkari itu, dikemukakan kepala dinas Pekerjaan Umum Buton Tengah, Aminuddin.
“Rencana atau desain pembangunan tugu ini kan sejak 2 tahun lalu. Anggaran yang disiapkan itu 10 miliar, tetapi ternyata tidak cukup,” ungkap Aminuddin kepada wartawan, Selasa (3/8/2021).
Dikatakan Aminuddin, jika membandingkan desain awal dan setelah dilakukan kalkulasi ulang ternyata RAB awal dan perhitungan terbaru mengalami banyak perubahan, seperti harga material besi yang mengalami kenaikan signifikan.

Desain tugu religi Labungkari
“Ini kan setelah kita hitung-hitung hasil desainnya sebenarnya tidak mencukupi. Apalagi ada kenaikan harga besi yang mencapai 30 persen sehingga tidak lagi mencukupi,” tambahnya.
Lebih jauh Aminuddin menjelaskan, setelah dilakukan rivew design oleh tim teknis akhirnya dapat diketahui kekurangan pekerjaan yang nantinya akan dilanjutkan.
“Jadi setelah direview desainnya kita kekurangan Rp 3 miliar dan rencananya akan dikerjakan pada APBD tahun 2022 nanti,” ujarnya.
Selain besi, bahan material bangunan lainnya seperti pasir juga menjadi alasan keterlambatan rampungnya tugu religi tersebut.
Menurut Aminuddin, pasir yang selama ini digunakan dalam berbagai proyek fisik di Buteng berasal dari sumber galian lokal. Namun sejak beberapa waktu lalu penambangan galian non mineral seperti pasir telah dilarang.
“Disini kan Pemda sudah melarang menggunakan pasir dalam daerah ini, makanya kita memesan pasir dari luar daerah yang harganya juga lumayan mahal bisa mencapai Rp 1,6 juta dimana rencana awalnya harga pasir itu dibawah dari angka Rp 1 juta,”
“Jadi untuk proses pembangunannya kemungkinan kelar 2022. Kita tidak bisa selesaikan dianggaran perubahan ini, sebab pasti kita akan berburu dengan waktu. Pekerjaan kontruksi ini beda dengan jalan, kira-kira seperti itu. Intinya pekerjaan mayornya kita sudah selesaikan tahun ini,” pungkasnya. (win).