Laporan: Abdul Saban

SIBERKITA.COM, KOLAKA – PT Aneka Tambang (ANTAM) Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Kolaka membangun rumah dinas karyawannya menggunakan bahan material yang ramah lingkungan.
Proyek yang dimulai sejak tahun 2020 tersebut, kini sudah mulai difungsikan sebagai rumah tinggal untuk karyawan ANTAM
General Manager PT ANTAM Tbk UPBN Kolaka, Nilus Rahmat mengatakan proses pembangunan Rumdis tersebut dimulai sejak tahun 2020. Namun terhambat akibat pandemi covid-19.
“Kemudian dilanjutkan tahun 2022, namun tidak rampung. Sehingga kami mengubah metode pengerjaannya dengan melibatkan kontraktor lokal Pomalaa sebagai perusahaan penyedia jasa konstruksi untuk mengembangkan perumahan ini,” kata Nulis Rahmat dalam sambutannya di acara serah terima bangunan perumahan dinas di komplek PT ANTAM Tbk UPBN Kolaka, kelurahan Pomalaa, kecamatan Pomalaa, Jumat (29/12/2023).
Dalam kesempatan itu, Nilus mengapresiasi kualitas pekerjaan para kontraktor lokal ini, karena hasilnya memuaskan dan dapat dikerjakan dalam waktu tiga bulan.
Selain itu, Nilus juga menyampaikan bahwa, keberadaan rumah dinas tersebut menjadi citra bagi perusahaan karena berada di areal jalan poros. Untuk itu, dia berpesan agar penghuninya kelak bisa merawat dan menjaganya dengan baik sehingga dapat memberikan kesan positif bagi masyarakat yang melihatnya.
Menurutnya, pembangunan rumah dinas tersebut bertujuan untuk mengakomodasi karyawan ANTAM yang masih tinggal di luar kompleks perusahaan.
“Perusahaan memberikan perhatian yang sangat besar untuk fasilitas karyawan, dengan harapan karyawan juga memberikan support terhadap keberlanjutan kegiatan perusahaan yang lebih baik lagi,” katanya.
Dia menjelaskan, pengembangan rumah dinas yang baru dibangun ini memiliki konsep eco-green, karena pembangunannya menggunakan bahan ramah lingkungan.
Material yang digunakan semua bersumber dari bahan sisa pakai, seperti batako atau batu merah yang biasa digunakan dalam pembangunan gedung konvensional kini tidak lagi digunakan pada pembangunan dinding rumah dinas ANTAM.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan POTON (Pomalaa Beton) sejenis batako yang terbuat dari pencampuran slag dan semen. POTON ini juga telah dikembangkan ANTAM selama beberapa tahun terakhir di Pomalaa sebagai bahan bangunan pengganti batu bata.
“Kemudian, perumahan dinas ini juga menggunakan rangka baja ringan sebagai pengganti kayu. Atapnya menggunakan aluminium yang tahan karat,” jelas Nilus.
Penggunaan baja ringan dalam pembangunan rumah modern merupakan salah satu cara untuk mengurangi penggunaan kayu dalam pembuatan rangka rumah. Ini juga menjadi langkah nyata dalam upaya menjaga kelestarian hutan, karena mengurangi ketergantungan manusia terhadap kayu untuk kebutuhan pembangunan rumah.
Dia berharap, proyek pembangunan rumah dinas sudah hampir rampung, ditargetkan tuntas di bulan februari 2024.
Menurutnya, kualitas bangunan yang dikerjakan oleh kontraktor lokal Pomalaa tersebut juga sangat baik, serta dapat dikerjakan tepat waktu.
Kata dia, pelibatan mitra kerja lokal sebagai kontraktor jasa konstruksi dalam pembangunan perumahan dinas tersebut merupakan langkah positif yang sesuai dengan komitmen ANTAM, yakni tumbuh bersama masyarakat.
Meski demikian, pihaknya tetap mengutamakan kualitas hasil pekerjaan sebagai prioritas dalam memilih penggunaan kontraktor jasa pekerjaan di lingkungan perusahaan tersebut.
“Kalau kualitas pekerjaan dan nilai penawaran pekerjaan yang ditawarkan oleh pengusaha lokal masih sama dengan pengusaha dari luar, kita prioritaskan dulu kontraktor lokal,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Direktur CV Sukses Karya Mandiri, Haerul Gazali mengatakan, dia bersama 12 perusahaan lokal lainnya berhasil mendapatkan paket pekerjaan pembangunan rumah dinas ANTAM di Pomalaa.
Dia mengapresiasi langkah ANTAM yang melibatkan kontraktor lokal dalam pengerjaan proyek tersebut. “Saya sangat bersyukur, karena pekerjaan ini banyak menyerap tenaga kerja lokal,” ujar Haerul Gazali.
Dia sendiri mendapatkan dia paket proyek untuk pembuatan delapan unit rumah dinas. Setiap paketnya, lanjut Haerul, pihaknya melibatkan tenaga savety officer.
Dia berharap, kedepan ANTAM tetap memprioritaskan penggunaan kontraktor lokal sebagai mitra dalam pekerjaan pengembangan lainnya. (*)