Laporan: Abdul Saban
SIBERKITA.ID, KOLAKA – Syaripuddin (54) tersenyum sumringah menyambut kedatangan kami di kediamannya, di jalan poros Kolaka-Pomalaa, Kelurahan Lamekongga, kecamatan Wundulako, Rabu (243/7/2025).

Pria yang sehari-hari bergelut di usaha pertukangan kayu ini menjadi salah satu penerima manfaat operasi katarak yang diselenggarakan oleh PT Vale Indonesia IGP Pomalaa melalui program Enviroment Social and Governance (ESG).
Katarak telah membayangi kehidupan Saripudin sejak tahun 2018 lalu. Sejak saat itu, penglihatannya terganggu, aktivitas pertukangan kayu milliknya juga mulai tersendat. Dia tak bisa lagi bekerja seperti sediakala.
“Penyakit (katarak) ini menggangu penglihatan mata saya. Penghasilanku juga menurun, karena tidak bisa lagi bekerja dengan baik,” katanya.
Pada bulan Desember 2024 lalu, Syaripuddin mengikuti operasi katarak yang diselenggarakan PT Vale IGP Pomalaa di Klinik Mata Kolaka. Dia menjadi satu dari 20 pasien yang mendapatkan layanan operasi katarak secara gratis.
Setelahnya, dia mendapatkan layanan konsultasi dan chek-up gratis di Klinik Mata Kolaka, karena masih menjadi bagian dari program operasi katarak gratis yang disediakan PT Vale Indonesia.
Tujuh bulan lamanya setelah menjalani operasi, Syaparuddin kini memiliki penglihatan yang jelas. Bahkan dia bisa melihat tulisan kecil di lembaran kalender.
“Sekarang saya bisa melihat tulisan ’14 kliwon’ (sistem penanggalan Jawa) dari jarak 2 meter,” katanya.
Kebahagian Syaparuddin yang kini telah memiliki penglihatan dengan baik tak lepas dari peranan PT Vale IGP Pomalaa melalui program Bakti Sosial operasi Katarak, sebuah inisiatif yang memberikan operasi katarak gratis kepada 20 individu yang membutuhkan. Mereka tersebar di lima kecamatan di kabupaten Kolaka. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu mendapatkan akses ke layanan kesehatan mata berkualitas.
Katarak adalah penyebab utama kebutaan di dunia, termasuk di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat, setiap tahunnya, lebih dari 250.000 orang di Indonesia mengalami katarak. Namun, hanya sekitar 180.000 operasi katarak yang dilakukan. Akibatnya, masih banyak penderita yang membutuhkan penanganan untuk mengembalikan penglihatannya.
Manfaat Ekonomi dan Sosial
Selain memberikan manfaat kesehatan, operasi katarak juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Kisah Saripudin di kelurahan Lamekongga mengingatkan kita akan pentingnya investasi kesehatan mata, salahsatunya melalui operasi katarak. Gangguan penglihatan yang tidak ditangani dapat menyebabkan hilangnya produktivitas, yang berujung pada beban ekonomi bagi individu dan keluarga.

PT Vale Indonesia Tbk. IGP Pomalaa menggelar operasi katarak secara gratis di Klinik Mata Kolaka pada bulan Desember 2024 lalu.
Oleh karena itu, program operasi Katarak tidak hanya membantu memulihkan penglihatan tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Operasi katarak tersebut merupakan dukungan PT Vale untuk menurunkan angka kebutaan akibat katarak di Indonesia. Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), sekitar 81,2% gangguan penglihatan di Indonesia disebabkan oleh katarak. Kondisi ini berdampak signifikan terhadap produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.
Head of Project IGP Pomalaa PT Vale Indonesia Tbk, Mohammad Rifai menekankan bahwa kegiatan ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) PT Vale, khususnya poin ketiga: Good Health and Well-being.
Selain operasi katarak gratis, para penerima manfaat juga akan mendapatkan layanan lanjutan, termasuk kontrol pascaoperasi dan obat-obatan yang dibutuhkan hingga pemulihan tuntas.
“Program ini adalah wujud nyata komitmen PT Vale dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kami ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan adalah bagian dari budaya perusahaan, bukan sekadar inisiatif,” ujar Mohammad Rifai.
Dia menjelaskan, operasi katarak ini dirancang secara komprehensif, mulai dari skrining awal, pemeriksaan pra-operasi, hingga perawatan pasca-operasi. Pendampingan intensif juga diberikan kepada pasien hingga dinyatakan sembuh.
“Kebutaan akibat katarak dapat diatasi dengan operasi sederhana, namun akses terhadap layanan ini masih terbatas bagi sebagian masyarakat. Program ini bertujuan agar penderita katarak dapat kembali melihat, hidup produktif, dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.(*)