Laporan: Abdul Saban
SIBERKITA.ID, KOLAKA – Mahasiswa Kuliah Kerja Profesi (KKN) Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka tahun 2025 di Desa Ranosangia, Kecamatan Toari, Kabupaten Kolaka, mengangkat program unggulan berbasis potensi lokal dengan tema “Jeruk Manis Ranosangia, dari Desa untuk Indonesia.”

Program ini berangkat dari hasil observasi langsung di lapangan, dimana diketahui bahwa Desa Ranosangia memiliki lahan pertanian yang subur dan potensial, khususnya dalam pengembangan agrobisnis buah jeruk manis.
Desa Ranosangia sendiri merupakan salah satu desa baru hasil pemekaran di wilayah Kecamatan Toari. Meski tergolong desa baru, Ranosangia menyimpan potensi pertanian yang besar, namun belum sepenuhnya dikenal oleh pasar luar.
Melihat hal tersebut, mahasiswa KKN berinisiatif untuk membantu para petani lokal dalam menjangkau pasar yang lebih luas melalui pemanfaatan platform media sosial sebagai alat promosi produk pertanian, khususnya jeruk manis yang menjadi komoditas unggulan desa.
Diki Pratama, selaku Wakil Koordinator KKN Desa Ranosangia mengatakan bahwa tema ini diangkat berdasarkan pantauan dan diskusi langsung dengan masyarakat dan petani jeruk. “Kami melihat jeruk manis Ranosangia memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk buah dari daerah lain. Sayangnya, belum banyak orang yang tahu. Karena itu, kami ingin membantu agar jeruk manis ini bisa dikenal lebih luas melalui strategi branding dan promosi digital,” ungkap Diki.
Program ini melibatkan beberapa kegiatan utama seperti:
Pelatihan pembuatan konten promosi sederhana menggunakan ponsel
- Pembuatan akun media sosial khusus untuk jeruk manis Ranosangia
- Desain label dan kemasan produk
- Produksi video singkat tentang proses panen dan cerita petani lokal
Dengan pendekatan berbasis kolaborasi dan edukasi, mahasiswa KKN berharap program ini tidak hanya memberikan dampak jangka pendek, tetapi juga menjadi awal bagi Desa Ranosangia untuk mengembangkan potensi agrobisnisnya secara berkelanjutan.
Kegiatan ini sejalan dengan semangat KKN tahun ini, yaitu “Desa Berdampak: Berdaya, Edukatif, Responsif, dan Kolaboratif.” Melalui inisiatif ini, mahasiswa berupaya menjadi jembatan antara potensi desa dan peluang pasar yang lebih luas.
Yudi Agusman selaku Dosen Pembimbing Lapangan menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa dalam menggali dan mempromosikan potensi lokal desa.
“Saya bangga melihat semangat mahasiswa yang tidak hanya menjalankan program KKN sebagai formalitas, tetapi benar-benar hadir dan berkontribusi secara nyata bagi masyarakat. Promosi jeruk manis Ranosangia lewat media sosial adalah langkah cerdas yang relevan dengan perkembangan zaman. Harapannya, ini menjadi pintu masuk bagi peningkatan ekonomi petani dan kemajuan desa secara menyeluruh,” ujar Yudi.(*)