Laporan: Abdul Saban
SIBERKITA.ID, KOLAKA – PT VALE Indonesia Tbk bersama PT Pamapersada Nusantara (PAMA) secara resemi memulai kegiatan first clearing di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, sebagai tindak lanjut atas penandatanganan perjanjian kerja sama jasa pertambangan yang telah dilakukan pada tanggal 28 Mei lalu di Jakarta.

PT VALE Indonesia Tbk sebagai salah satu perusahaan yang menjadi bagian dari Mining Industry Indonesia (MIND ID) melalui Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa menggandeng PT PAMA, anak perusahaan dari PT United Tractors Tbk yang tergabung dalam grup Astra International menggelar Ceremonial First Clearing di Blok Pomalaa, Selasa (10/6/2025).
Kemitraan strategis antara kedua perusahaan ini mencakup jasa pengupasan lapisan tanah, penambangan dan pengangkutan bijih nikel, serta pembangunan infrastruktur tambang untuk mendukung pengembangan proyek nikel Blok Pomalaa—bagian penting dari rantai pasok industri baterai kendaraan listrik nasional.
Prosesi simbolis first clearing tersebut dipimpin langsung Project Manager PAMA VIPO, Yoni Nurhidayat, dan Manager Operational Readiness PT Vale Indonesia, Andi Nur Taslim. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Operation Manager PAMA, Ramadhoni dan Deputy Project Manager PAMA VIPO, Sutrimo Dwi Agusdianto.
Manager Operational Readiness PTVI, Andi Nur Taslim, menyatakan keyakinannya bahwa kemitraan antara kedua perusahaan akan memperkuat kelancaran operasional tambang di Pomalaa.
“Kami percaya bahwa kerja sama yang baik akan membawa operasional pertambangan berjalan dengan aman, selamat, dan lancar. PAMA siap bekerja secara profesional, responsif, dan sepenuh hati,” ujar Andi.
Sebagai kontraktor pertambangan nasional terkemuka, PAMA telah memiliki rekam jejak lebih dari tiga dekade dalam menangani proyek-proyek pertambangan batu bara, emas, dan nikel. Perusahaan ini juga dikenal atas penerapan teknologi mutakhir serta komitmennya terhadap praktik operasional yang berkelanjutan.
Pengembangan Blok Pomalaa merupakan bagian dari strategi jangka panjang PT Vale untuk mendukung hilirisasi industri nikel nasional serta mendukung transisi energi bersih melalui baterai kendaraan listrik. Untuk itu, seluruh operasional proyek didesain dengan mengacu pada prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) yang ketat.
PT Vale sendiri telah menargetkan pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada 2050, dengan pengurangan emisi karbon sebesar 33 persen pada 2030 sebagai target jangka menengah. Hingga kini, perusahaan telah mereklamasi lahan pascatambang seluas 3.703,6 hektare, serta menanam lebih dari 4 juta pohon dalam berbagai program rehabilitasi lingkungan.
“Pendekatan berbasis keberlanjutan menjadi fondasi kerja sama ini. Konsistensi PT Vale dalam menjaga standar tinggi praktik ESG menjadi panduan bagi seluruh mitra kerja, termasuk PAMA,” jelas Andi Nur Taslim.
Ia menambahkan, seluruh kegiatan PAMA di Blok Pomalaa akan berpegang pada standar tersebut—termasuk pengelolaan lingkungan, efisiensi energi, dan upaya rehabilitasi lahan pascatambang.
Kegiatan first clearing ini menandai dimulainya fase awal dari operasional besar yang tidak hanya berdampak secara ekonomi, tetapi juga memberi kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di kawasan timur Indonesia. Sinergi antara PAMA dan PTVI diharapkan mampu menciptakan dampak positif yang luas, sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mendukung investasi hijau dan ekonomi rendah karbon.
Dengan semangat kolaboratif dan visi pertambangan ramah lingkungan, PT Vale dan PAMA menunjukkan bahwa praktik industri yang bertanggung jawab dapat berjalan beriringan dengan percepatan pembangunan nasional.(*)