Laporan: Abdul Saban
SIBERKITA.ID, KOLAKA – PT Aneka Tambang (ANTAM) Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Kolaka terus menunjukkan komitmen dalam mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar. Pada Rabu (16/10/2024), ANTAM secara resmi meluncurkan empat program pemberdayaan masyarakat di Desa Tambea, Kecamatan Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Program-program yang diusung ANTAM ini merupakan bagian dari Pilar Sinergi Berdaya pada sektor Kemandirian Ekonomi yang terdiri dari budidaya teripang, peternakan ayam petelur, penggemukan sapi, dan pengembangan usaha toko kelontong.
Menurut CSR and External Division Head PT ANTAM Tbk, Yulan Kustian, inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi lokal dengan mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada di Desa Tambea.
“Program ini merupakan wujud sinergi antara ANTAM dan pemerintah setempat, yang sudah berjalan sejak 2023. Fokusnya adalah meningkatkan kemandirian ekonomi melalui pengembangan sumber daya lokal,” ujar Yulan saat simbolis menyerahkan bantuan program kepada masyarakat Tambea.
Yulan menekankan bahwa ANTAM memberikan dukungan penuh terhadap keberhasilan program ini dengan pendanaan jangka panjang yang bertujuan memastikan keberlanjutan dan dampak positif sesuai dengan yang diharapkan.
ANTAM juga terus menunjukkan konsistensinya dalam merancang dan melaksanakan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berkelanjutan.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua 1 Tim Pengembangan Tambea, Muhammad Arfa, menjelaskan bahwa pelaksanaan program ini melibatkan langsung masyarakat setempat, dengan dukungan pendampingan berkelanjutan dari dosen Universitas Halu Oleo. Tujuannya adalah memastikan program ini menghasilkan manfaat jangka panjang yang nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Inisiatif ANTAM mendapatkan apresiasi tinggi dari Camat Pomalaa, Rahmat Hidayat Gavoer, yang memandang program ini sebagai langkah awal strategis dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. Meski begitu, ia berharap ANTAM dapat melangkah lebih jauh dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan keterampilan dan pengelolaan sumber daya alam lokal, agar masyarakat benar-benar siap menghadapi tantangan masa depan.
Ketua Tim 11 Tambea, Munir Muhidin menambahkan bahwa program pemberdayaan ini merupakan jawaban atas ketimpangan ekonomi yang telah lama melanda masyarakat Desa Tambea. Ia juga memuji respons cepat dari manajemen ANTAM yang menindaklanjuti usulan dari pemerintah desa.
“Langkah awal program ini dimulai pada 2023 dengan studi banding ke Bali dan Bandung terkait budidaya teripang, penggemukan sapi, dan peternakan ayam petelur. Dari sana, kami memperoleh wawasan mendalam mengenai pengelolaan program ini,” jelas Munir.
Dengan semangat sinergi dan pemberdayaan, program ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses bagi upaya peningkatan kemandirian ekonomi di wilayah lain di sekitar operasi ANTAM.(*)