Laporan: Abdul Saban
SIBERKITA.ID, KOLAKA – Tim Kosabangsa Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka bersama Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir melalui Hirilisasi dan Pemodelan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Berkelanjutan di desa Hakatotubu, kecamatan Pomalaa.
Tim Pelaksana Kosabangsa USN terdiri dari Tim Pelaksana Universitas Sembilanbelas November Kolaka Muis, Yuli Purbaningsih, Arman Pariakan, Asni, Nuridah dan Tim Pendamping Universitas Halu Oleo Kendari terdiri dari Prof. Agus Kurnia, Wa Ode Salma, Nurmaladewi, Farit Rezal dan Syefira Salsabila.
Ketua Tim Kosabangsa USN Kolaka Yuli Purbaningsih mengatakan, desa Hakatutobu merupakan mitra sasaran yang terletak dikawasan pesisir Teluk Bone. Adapun batas-batas wilayah Desa Hakatutobu adalah, sebelah utara berbatasan dengan Desa Tambea, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sopura, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Lambandia dan, sebelah barat berbatasan dengan Teluk Bone. Sehingga Potensi ekonomi produktif yang dimiliki adalah sumber mata pencaharaian bagi masyarakat Desa Hakatutobu 80 persen adalah nelayan karena berada di pesisir sehingga, laut, merupakan sumber kehidupan utama sekaligus rumah bagi mereka.
“Setiap harinya, 275 kepala keluarga menggantungkan hidupnya pada sumber daya alam yang ada di pesisir, baik dari hasil tangkapan maupun budidaya. Data Produksi Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya Laut Kabupaten Kolaka Tahun 2022 salah satunya Desa Hakatutobu sebagai penyumbang produksi perikanan,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data dari BPS Sultra hasil setiap tahun produksi Perikananan terbagi menjadi dua perikanan tangkap dan budidaya laut. Sejak 2018 produksi perikanan tangkap mencapai 16739 ton sedangkan budidaya lalut 29 ton. Tahun 2019 perikanan tangkap mencapai 14272 ton dan budidaya laut 16 ton.
Di tahun 2020 perikanan tangkap mencapai 18908 ton dan budidaya laut 15 ton. Tahun 2021 perikanan tangkap mncapai 18600 ton dan budidaya laut 13 ton. Dan tahun 2022 perikanan tangkap mencapai 18730 ton dan budidaya laut 7 ton.
“Bila melihat hal tersebt ada beberapa permasalahan nelayan dan petani tambak yakni mengalami kelesuan terhadap budidaya ikan dan penangkapan ikan, karena kebutuhan pakan ikan, udang dan biaya operasional penangkapan ikan cukup mahal. Dampak dari hal tersebut berdampak pada perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Ia menjelaskan atas dasar tersebut, kegiatan Kosabangsa ini bertujuan peningkatan ekonomi Masyarakat nelayan melalui peningkatan pengetahuan, kapasitas, hilirisasi yakni melakukan diversifikasi dan pemasaran olahan ikan, pengolahan limbah rumah tangga menjadi pakan ikan, kesehatan masyarakat serta pemodelan pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan.
Hal ini berdasarkan 17 tujuan dan sasaran global tahun 2030 SDGs pada beberapa point penting yakni Tanpa Kemiskinan, Tanpa Kelaparan, Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, Ekosistem Lautan, Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
“Dengan pemanfaatan hasil perikanan dan limbah rumah tangga sebagai upaya peningkatan pendapatan dan pemanfaatan sumber daya alam pesisir yang akan terintegrasi pada upaya pemulihan perekonomian melakukan penangkaran dan budidaya ikan dengan membangun keramba di laut, sehingga menambah pendapatan masyarakat,” paparnya.
Ia menjelaskan fokus kegiatan pengabdian KOSABANGSA adalah memberikan peningkatan pengetahuan dan kapasitas aspek produksi, aspek pemasaran, aspek ekonomi dan aspek pendidikan dalam rangka peningkatan income generating, kemampuan dan keterampilan serta pendampingan pada Kelompok Nelayan Bunga Karang Mandiri Dan Kelompok Dasawiswa Hakatutobu. Pada aspek produksi dan aspek pemasaran kegiatannya dalam rangka pencapain diversitas produk hasil perikanan dan limbah rumah tangga, dengan melakukan diversifikasi produk olahan ikan dan pengolahan pakan ikan agar memiliki daya saing, nilai tambah serta pada digital marketing.
Untuk aspek ekonomi dan aspek kesehatan memberikan pengetahuan nilai gizi ikan serta kemampuan menangkap peluang usaha melalui pemanfaatan sumber daya alam di laut yang akan terintegrasi pada upaya pemulihan perekonomian dengan membangun keramba ikan di laut untuk penangkaran dan budidaya ikan, sekaligus menjadi edukasi kesehatan lingkungan dan wisata laut. Sehingga masyarakat khususnya Kelompok Nelayan Bunga Karang Mandiri dan Kelompok Dasawiswa Hakatutobu menjadi produktif secara ekonomi dapat menambah pendapatan, meningkatkan derajat kesehatan dan ekonomi keluarga nelayan.
“Peningkatan dan inovasi teknologi, melalui hilirisasi hasil perikanan dan pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pakan ikan dapat memberi nilai tambah. Dengan melakukan kegiatan produktif pada masyarakat dapat menciptakan lapangan kerja yakni berwirausaha, membuka peluang tumbuhnya usaha mikro, kecil,dan menengah. Hilirisasi salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah, yakni melakukan diversifikasi hasil perikanan dan pengolahan limbah rumah tangga menjadi pakan ikan sampai pada pemasarannya, hal ini merupakan peluang usaha yang menjanjikan sebagai nilai tambah, keuntungan dan layak untuk dikembangkan jika, dikelola dengan baik dan terus-menerus secara profesional serta upaya mengembalikan kondisi perikanan dilakukan dengan teknologi penangkaran dan budidaya ikan,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan KOSABANGSA ini mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kolaka tahun 2019-2024 yang memiliki target pencapaian pembangunan dengan mengedepankan kolaborasi dan sinergi dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten, serta mendorong peran aktif masyarakat termasuk dunia usaha.
Meningkatkan kinerja ekonomi melalui ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan penguatan produktivitas, daya saing produk unggulan daerah. Hal ini juga mendukung 9 program prioritas utama salah asatunya adalah pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan perlindungan lingkungan hidup.
“Program ini merupakan pengabdian masyarakat model kolaborasi antar perguruan tinggi KOSABANGSA. Kaitannya dengan MBKM dan IKU yaitu melibatkan 5 (lima) orang mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi pelaksana, untuk mendapatkan pengalaman di luar kampus yang direkognisi ke mata kuliah yang telah diprogramkan disemester berjalan dan memiliki kemampuan membuat karya ilmiah sesuai dengan IKU 2 yang mencakup kegiatan mahasiswa diluar kampus yang diatur dalam buku panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), selain itu kegiatan pengabdian termasuk dalam IKU 3 dan IKU 5 yakni dosen berNIDN melakukan kegiatan di luar kampus karena melakukan salah satu tridharma perguruan tinggi yaitu melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dan hasil atau luaran kegiatan pengabdian ini digunakan atau sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tandasnya. (*)